Life ends when you stop dreaming
Hope is lost when you stop believing
And…
Development fails when you stop caring
Bahasa yang pernah kita dengar dari pemateri AMT, bapak Warter Agustim. Tepat tanggal 07 April 2012 lalu. Bahasa bijak yang mampu menggelitik diri kita untuk malu pada diri kita sendiri. Sebab, kita harus sepakati bersama bahwa kita adalah manusia yang unik, yang mampu dan harus mengembangkan diri kita, mengeksistensikan diri kita dengan apa yang kita punya. Dan itu bisa kita awali dengan mimpi, harapan serta kepedulian pada diri sendiri. Karena tanpa ketiga hal tersebut kita pun tak ada bedanya dengan patung atau lukisan yang hanya berfungsi sebagai pajangan belaka. Ironisnya, kita tak mampu menyadari hal itu. Kita sudah terlalu lama diam, terlalu lama menikmati asyiknya pelayanan mewah untuk diri kita, lupalah untuk ada kesadaran sebenarnya apa yang menjadi hakikat keberadaan diri kita, membaca diri kita sendiri, sehingga tak ayal bila sering kali kita dapati diri kita gagal di dalam mendapatkan apa yang menjadi tujuan awal kita berdiri dalam lapangan perjuangan.
Kali ini, marilah kita bersama-sama menyediakan waktu untuk diri kita, sebatas untuk kembali merenungkan siapa kita, dari mana kita dan untuk apa kita. Dengan itu kemungkinan besar akan menjadi awal kita mampu mengenali diri kita dan dengan mulai mengenali diri kita, kita akan mampu mengarahkan jalan atau proses perjuangan hidup kita.
Ketika kita sudah mampu mengenal diri kita, yaitu mengenal masalalu, masa sekarang serta masadepan kita maka akan dengan mudah kita menggapai apa yang menjadi tujuan hidup kita. Sebab, setelah kita pahami diri kita, kita pun akan tahu apa yang kita mau dengan itulah akan muncul yang namanya semangat atau biasa kita sebut motivasi yang timbul dari dalam diri kita.
Perlu kita ketahui, semangat yang tumbuh dari diri sendiri adalah semangat yang kemungkinan besar akan membuat diri kita lebih yakin terhadap apa yang akan kita capai. Sebab, dorongan atau semangat dari orang lain itu hanya sebagai tambalan semangat dari kita. Persennya pun lebih rendah dari pada persen semangat yang tumbuh dari dalam diri. Maka karena itu, janganlah kita sampai menunggu dukungan atau semangat dari orang lain. Bacalah diri kita, pahami cita-cita yang harus kita capai. Lalu, pupuklah mimpi, harapan dan peduli terhadap masa depan kita dan bergeraklah. Lakukan apa yang harus kita lakukan, perjuangkan dengan gigih apa yang harus kita dapatkan, raihlah masa depan dengan kesempatan yang terbuka lebar untuk kita. Dan untuk mendapatkan semua itu, hanya terletak pada diri kita. Maukah kita berjuang? Mau kah kita sadar bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak keunikan? Mau kah kita memperjuangkan kehidupan kita yang miring ini? Dan apakah kita mau membuat diri kita kenal pada diri sendiri? Semua itu, ada pada diri kita. Dan akan terjawab, hanya ketika kita mau menyadari siapa, dari mana dan untuk apa kita.
Seperti apa yang pernah ditulis oleh Dr. Ibrahim dalam bukunya yang berjudul “terapi berpikir positif” bahwa “diri kita adalah apa yang kita pikirkan”. Maka dari itu, berpikirlah positif pada diri kita, kemampuan kita, masadepan kita. Niscaya kita pun akan merajut semua itu. Ingatlah sekali lagi, kunci sukses dan berhasil itu ada pada diri kita. Berjuanglah dan percayalah pada diri kita sendiri. Karena yakin tidak akan pernah membuat kita tersasar ke jalan yang membingungkan diri kita sendiri.
Marilah satukan pandangan, lihatlah cermin di depan kita dan perhatikanlah tegak berdirinya tubuh kita, pahami diri kita. Sadarlah bahwa hidup ini harus kita perjuangkan. Dengan semangat dan tekad kita. Kita lah yang memiliki peran paling penting di atas panggung sandiwara ini!
*Mahasiswi Semester 02, Ilmu Komunikasi Unitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar